Daratan
Dan Lautan
Nama: Melkyanus NIM: 1610716210010 Program Studi: Ilmu Kelautan |
Secara garis besar,
permukaan Bumi terdiri dari 2 macam, yaitu yang berupa massa padat yang disebut
sebagai Benua (continent, lithosphere) dan massa cair yang disebut
Samudera (ocean, biosphere). Benua menyusun kira-kira sepertiga
permukaan Bumi. Benua (continent) dapat didefinisikan sebagai massa
daratan yang sangat besar yang muncul dari permukan samudera, termasuk bagian
tepinya yang digenangi air dengan kedalaman air yang dangkal (kurang dari 200
meter). Berkaitan dengan massa air itu, ada juga beberapa kata yang sering
dipergunakan untuk menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti
cekungan samudera, laut, teluk atau estuary. Berikut penjelasannya:
Cekungan samudera (ocean basin) adalah cekungan yang sangat
besar dan dalam yang dipenuhi oleh air asin dan satu atau lebih sisinya
dibatasi oleh benua.
Laut (sea). Dalam penggunaan umum, kata laut (sea)
dan samudera (ocean) sering dipakai bergantian sebagai sinonim. Di dalam
oseanografi atau oseanologi, kedua kata itu memiliki perbedaan. Kata laut
umumnya dipakai untuk menyebutkan kawasan perairan dangkal di tepi benua,
seperti Laut Jawa, Laut Cina Selatan dan Laut Arafura; massa air yang terkurung
dan memiliki hubungan yang terbatas dengan samudera, seperti Laut Tengah, dan
Laut Baltik; atau kawasan laut yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu,
seperti Laut Merah, Laut Hitam, Laut Karibia, dan Laut Banda. Di samping itu,
kata ―laut, kadangkadang dipakai untuk menyebutkan nama danau seperti Laut
Kaspi.
Teluk (bay, gulf) adalah tubuh air yang relatif
kecil yang tiga sisinya dibatasi oleh daratan. Teluk sering juga disebut
sebagai Laut Setengah-tertutup (Semienclosed Sea).
Estuari (estuary) adalah kawasan perairan muara sungai yang
dipengaruhi oleh pasang surut dengan massa air yang memiliki salinitas lebih
rendah daripada air laut dan lebih tinggi daripada air tawar.
Selain daratan ada juga Samudera (ocean) yang dapat
didefinisikan sebagai tubuh air asin yang sangat besar dan menerus yang
dibatasi oleh benua.
A. Tahukah Kamu Bagaimana Teori
dan Analisa tentang Asal Usul Lautan?
Umur bumi sekarang diperkirakan
sudah mencapai 4,5 milyar tahun yang lalu, namun kapan terbentuknya lautan
masih merupakan misteri. Yang jelas kejadian lautan merupakan rentetan
proses-proses alam yang bekerja hingga sekarang dan masih tetap berlangsung
terus menerus. Berikut ini beberapa teori dan analisa tentang asal usul lautan
:
a. Hipotesa Pelepasan Lempeng
Bertolak dari teori kabut oleh Laplace (1796), yang beranggapan
bahwa bumi merupakan bagian dari pada tata surya, mulanya berasal dari gumpalan
gumpalan kabut yang berputar (terpilin). Dan seterusnya menjadi cairan pijar
hingga terjadi pembekuan akibat penurunan temperatur. Pada kondisi ini bumi
dalam keadaan tidak stabil, karena pada bagian dalamnya masih cair dan panas.
Sehingga terciptalah kondisi dimana mudah terjadi peretakan peretakan di antara
dua lapisan yang berbeda fase. Terjadinya peretakan-peretakan dan mungkin dalam
waktu relatif agak lama, bumi tetap berputar dan bergerak mengelilingi planet
induk (matahari), terjadilah pelepasan sebagian lapisan luar dari bumi akibat
adanya gaya lemparan (centrifugal) tidak seimbang dengan gaya tarikan bumi (centripetal).
Terlepasnya sebagian permukaan bumi tersebut maka terbentuklah
cekungan yang nantinya terisi air, membentuk lautan. Lapisan bumi yang telah
terlepas diduga sebagai bulan atau planet yang mengelilingi bum. Dalam sistem
tata surya dapat dilihat bahwa material-material atau planet-planet yang
terlepas dari induknya akan tetap terkontrol dan mengelilingi dimana planet
tersebut berasal. Berbagai macam penelitian telah membuktikan bahwa batuan
dasar penyusun lautan itu berbeda dengan penyusun benua. Hal tersebut terjadi
akibat pemisahan secara konsentrik ke arah inti bumi terhadap cairan (magma)
basa, dimana cairan basa lebih berat turun ke arah inti bumi membentuk magma
basa hingga ultra basa. Cairan lebih ringan (asam) naik mengapung di atas
cairan basa, sehingga terjadi suatu fase magma yang berbeda sifat fisik dan
kimianya. Akibat dari pemisahan ini, menyebabkan batuan benua bersifat asam dan
batuan samudra (lautan) bersifat basa.
Kapan terisinya cekungan tersebut di atas, masih merupakan masalah
yang harus dipecahkan. Suatu cara menentukan umur daripada lautan berdasarkan
banyaknya garam-garam yang terlarut dalam air laut persatuan waktu. Itupun
belum bisa mengunkapkan secara pasti, karena kehadiran atau komposisi daripada
air laut banyak dipengaruhi faktor lingkungan. Sedangkan kita telah ketahui,
bahwa di permukaan bumi terdapat berbagai macam dan kondisi lingkungan yang
berbeda. Terisinya cekungan-cekungan di permukaan bumi oleh air dapat
dihubungkan dengan temperatur permukaan bumi, yang memungkinkan terjadinya
pengembunan gas-gas air (H2O). Dan pada saat itulah diduga terbentuknya lautan
dengan barbagai reaksi kimia dan interaksi di dalamnya.
b. Teori Undasi
Telah dijelaskan oleh Van Bemmelen (1932-1935), bahwa adanya
permukaan bumi yang tidak rata yaitu sebagian cekungan dan sebagian tonjolan
(pegunungan), diakibatkan oleh gelombang turun naik terhadap bagian bumi yang
cair (magma) Timbulnya gerakan gelombang tersebut akibat pengaruh pemisahan
magma dari yang basa ke yang asam dan dari basa ke ultrabasa, sehingga terdapat
empat susunan magma yaitu mulai dari atas: asam, intermediat, basa dan
ultrabasa.
c. Teori Tektonik lempeng
Menurut teori ini, seluruh kerak Bumi dipandang tersusun oleh
beberapa lempengan besar yang bergerak seperti balok yang kaku di atas
permukaan Bumi. Batas-batas lempeng adalah kawasan memiliki aktifitas seikmik
tinggi, yang terjadi karena pembentukan material kerak baru di sepanjang
pematang tengah samudera, maupun karena material kerak yang tua ter-subduksikan
di daerah palung. Dengan demikian, batas lempeng ditentukan oleh aktifitas seismik.
Gambar 1.1. Penyebaran lempeng kerak Bumi. Dikutip dari Le Pichon et al. (1973)
Kontak
antar lempeng dapat berupa:
1) Kontak divergen, yang disebut juga dengan spreading
center (pusat pemekaran). Pada kontak ini, lithophere yang baru
terus menerus terbentuk karena dua lempeng saling menjauh. Pembentukan cekungan
laut terjadi pada kontak lempeng jenis ini, seperti Samudera Atlantik.
2) Kontak konvergen, yang terjadi bila dua lempeng bergerak
saling mendekat satu sama lain. Pada kontak konvergen, salah satu lempeng menyusup
ke bagian bawah yang lain, yang dalam kasus ini kita sebut subduction
zone (zona penunjaman atau zona subduksi). Pada kontak ini dapat pula
terjadi dua lempeng saling benturan, yang disebut sebagai
collision zone (zono kolisi). Zona subduksi adalah zona tempat lempeng samudera dikonsumsi, seperti Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa; sedang zona kolisi adalah zona tempat terbentuknya kawasan pegunungan, seperti Pegunungan Himlaya.
collision zone (zono kolisi). Zona subduksi adalah zona tempat lempeng samudera dikonsumsi, seperti Palung Jawa di sebelah selatan Pulau Jawa; sedang zona kolisi adalah zona tempat terbentuknya kawasan pegunungan, seperti Pegunungan Himlaya.
3) Kontak transform fault, terjadi bila dua lempeng
berpapasan satu sama lain dengan tepi-tepi lempeng yang saling menggerus. Gempa
bumi sering terjadi di kontak lempeng jenis ini. Contohnya adalah kawasan Sesar
San Andreas.
Gambar 1.2. Macam-macam kontak antar lempeng. (A) kontak divergen, (B) kontak
konvergen dengan satu lempeng mengalami subduksi, (C) kontak konvergen dengan
lempeng mengalami kolisi, (D) kontak lempeng berbentuk transform fault. Dikutip dari Skinner dan Porter (2000)
Dari ketiga teori tentang asal usul lautan dapat disimpulkan
bahwa: Teori pelepasan lempeng adalah mengungkapkan fase tertua kejadian
lautan. Teori undasi merupakan pembuktian gangguan keseimbangan isostatik
akibat pengaruh gerakan vertikal setelah pembekuan kulit bumi, Sedang teori
tektonik lempeng membahas lebih jauh tentang pergerakan pergerakan lempeng bumi
dalam kaitannya dengan perkembangan lautan baru.
B. Bagaimana Pembentukan Samudera?
Pendinginan yang diamali
bumi terus berlanjut, awan-awan terbentuk dan akhirnya terjadi hujan. Pada
mulanya air hujan mengalami penguapan kembali sebelum mencapai permukaan bumi.
Kondisi ini membantu mempercepat proses pendinginan permukaan bumi. Setelah
bumi mencapai temperatur tertentu, hujan yang sangat lebat terjadi terus
menerus selama jutaan tahun, dan airnya mengisi cekungan-cekungan di permukaan
bumi membentuk samudera. Peristiwa tersebut mengurangi kandungan uap air dan CO2
di dalam udara (Lutgens dan Tarbuck, 1979).
C. Bagaimana Perkembangan Benua dan
Samudera?
Pada kira-kira 3 Ga (giga anum) terbentuk ratusan mikrokontien dan
busur kepulauan yang disebut Ur, yang antara lain terdiri dari apa yang
kita kenal sekarang sebagai Afrika, India, Australia, dan Antartika. Pada
sekitar 1,2 Ga yang lalu, fragmen-fragmen kerak benua berkumpul menjadi satu
membentuk satu superkontinen yang disebut Rodinia melalui gerak tektonik
lempeng. Kata ―Rodinia berasal dari bahasa Rusia yang berarti ―homeland atau
―daratan asal (Burke Museum of Natural History and Culture, 2004).
Superkontinen Rodinia dikelilingi oleh samudera tunggal yang disebut
Pan-Rodinia Mirovoi Ocean (vide, Cawood, 2005).
D. Apa Komposisi Daratan dan Lautan?
Pantai benua kelihatan di atas lautan di banyak tempat di bumi
membentuk massa daratan yang maha luas. Pada dasarnya bumi kita ini dapat
dibagi menjadi tanah hemisfer yang meliputi seluruh massa tanah daratan dan
lautan hemisfer. Sampai sekarang belum ada keterangan yang cukup yang dapat
menerangkan tentang perbedaan-perbedaan daratan dan lautan ini. Struktur bagian
dalam bumi yang berbentuk sebagai suatu bidang yang tidak rata mula-mula tidak
diketahui sampai dengan mulai dikembangkannya ilmu baru yang dapat mencatat
terjadinya gempa bumi (seismology) baru baru ini. Dengan cara ini dapat
dicatat tenaga yang dikeluarkan oleh adanya gempa bumi yang merambat ke
permukaan bumi. Dari data-data tersebut kemudian dapat ditarik kesimpulan
tentang susunan dari bumi ini. Pada saat ini sudah ada bukti yang kuat, bahwa
bumi terdiri atas beberapa lapisan dimana setiap lapisan mempunyai kepadatan
(density) dan komposisi yang berbedabeda satu sama lain.
a. Atmosfer Lapisan terluar yang terdiri dari bermacam-macam gas, seperti nitrogen,
oksigen, karbondioksida, uap air dan gas-gas lain (inert gas).
b. Hidrosfer Terdiri dari semua air bebas yang terdapat di permukaan bumi yang
berbentuk sebagai laut, samudera, dan danau-danau air tawar. Seluruhnya
berjumlah 361 juta km2 atau kira-kira meliputi 71 % dari seluruh luas permukaan
bumi.
c. Litosfer
(lapisan kerak bumi) Lapisan keras yang
tebalnya antara 600–700 km membentuk dua tipe lapisan keras permukaan yaitu
1. Continental
crust yang terdiri dari batu-batu granit yang membentuk hampir seluruh
massa tanah yang terdapat di dunia (menutupi hampir sekitar 149 juta km2 atau
kira-kira 29 % dari seluruh permukaan bumi).
2. Oceanic
crust yang terdiri dari batu-batu basal yang melapisi lembahlembah laut
yang dalam.
d. Astenosfer Bagian atas astenosfer dipercaya secara relatif adalah lunak dan
dapat mengalir secara lambat sekali. Sedangkan bagian bawah astenosfer adalah
keras.Lapisan litosfer yang berbentuk seperti lempengan mengapung di atas
lapisan astenosfer sehingga dinamakan lempeng tektonik (tectonic plate).
Hal ini dapat dibayangkan sebagai massa es yang besar mengapung di atas air.
e. Pusat
Bumi Adalah lapisan bumi yang sangat padat
yang kaya mengandung logamlogam besi dan nikel.
E. Tahkah Kamu Bentuk Dasar Laut (Relief of Sea Floor)?
Berdasarkan pada definisi tentang benua dan samudera maka, dalam
membicarakan morfologi dasar laut, secara garis besar bentuk dasar laut dapat dibedakan
menjadi morfologi dasar laut yang berada di tepi benua (Continental Margin)
dan morfologi dasar laut yang berasa di cekungan samudera (Ocean Basin).
Gambar 1.3. Bentuk Dasar Laut (Relief of Sea Floor)
1. Tepi Benua (Continental
Margin)
Tepi benua (continental margin) meliputi bagian dari benua
yang tenggelam dan zona transisi antara benua dan cekungan samudera.
Berdasarkan pada kondisi aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran, tepi
benua dapat dibedakan menjadi tepi benua aktif (active margin)
yang ditandai oleh banyaknya aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran.
Sebaliknya, tepi benua pasif (pasif margin) dicirikan oleh sedikitnya
aktifitas kegempaan, volkanisme, dan pensesaran. Perbedaan aktifitas tektonik
menghasilkan perbedaan struktur batuan dan sedimentasi di sepanjang tepi benua.
Tepi benua aktif dicirikan dengan perselangan yang sempit antara bank
dan trough, sesar-sesar, paparan (shelf) yang sempit. Palung
laut dalam (deep sea trench) dan busur kepulauan volkanik umum dijumpai
disepanjang tepi benua. Sementara itu, tepi benua pasif memiliki paparan yang
lebar, delta-delta yang luas, atau terumbu karang yang tersebar meluas. Tidak
ada pensesaran ataupun volkanisme. Menurut teori tektonik lempeng, tepi benua
aktif terjadi pada batas lempeng konvergen. Hasil dari dua lempeng yang konvergen
adalah zona penunjaman (subduction zone) yang menghasilkan busur
kepulauan volkanik dan palung (trench). Sedimen yang terjebab di antara
dua lempeng konvergen dapat membentuk pegunungan. Berdasarkan morfologinya,
tepi benua dapat dibedakan menjadi:
a)
Paparan Benua (Continental Shelf) adalah bagian benua yang tenggelam
dengan kemiringan lereng yang sangat kecil (1 meter per 1000 meter atau ≤0,4%)
dan berbatasan langsung dengan darat. Lebar 50-70 km dengan kedalaman 100 – 200
m. Berbagai kenampakan yang dijumpai di kawasan ini terjadi karena tujuh
proses, yaitu glasiasi (glaciation), perubahan muka laut (sea level
changes), aktifitas berbagai kekuatan alam (seperti gelombang laut, aliran
sungai, pasang surut), sedimentasi, pengendapan karbonat, pensesaran, dan
volkanisme.
b)
Lereng Benua (Continental Slope)
adalah tepi benua dengan lereng curam (kemiringan 3%-6%), dimulai dari tekuk
lereng dari paparan benua sampai daerah tinggian benua (continental rise)
dengan lereng sekitar 4 dejarad. Di kawasan ini banyak terjadi proses longsoran
bawah laut (submarine landslide) dan erosi yang menghasilkan berbagai
kenampakan. Sedimen-sedimen di kawasan ini tersesarkan dan terlipat. Kenampakan
yang sangat mengesankan di kawasn ini adalah alur bawah laut (submarine canyon).
c)
Tinggian Benua (Continental Rise) adalah daerah transisi antara benua dan
cekungan samudera yang mempunyai lereng yang kemudian perlahan-lahan menjadi
datar pada dasar lautan. Kawasan ini tersusun oleh material yang tidak
terkonsolidasikan (unconsolidated materials) yang terdiri dari lumpur, lanau
dan pasir yang diturunkan dari paparan benua atau lereng benua oleh mekanisme
arus turbid (turbidity
currents), longsoran bawah laut, atau proses-proses lain. Pola dari tinggian benua ini berkaitan dengan gerakan tektonik lempeng. Pada tepi benua aktif, sedimen-sedimen telah terubah dan dibawa masuk ke dalam mantel oleh mekanisme menunjaman. Pada tepi benua pasif, sedimen-sedimen terawetkan dan melampar jauh ke lantai samudera (ocean floor).
currents), longsoran bawah laut, atau proses-proses lain. Pola dari tinggian benua ini berkaitan dengan gerakan tektonik lempeng. Pada tepi benua aktif, sedimen-sedimen telah terubah dan dibawa masuk ke dalam mantel oleh mekanisme menunjaman. Pada tepi benua pasif, sedimen-sedimen terawetkan dan melampar jauh ke lantai samudera (ocean floor).
Gambar 1.4. Batas-batas pantai yang memperlihatkan Continental shelf, Contonental slope, dan Continental rise.
2. Cekungan Samudera (Ocean Basin)
Cekungan samudera (ocean basin) didefinisikan sebagai
lantai samudera (ocean floor) yang luas yang terletak pada kedalaman
lebih dari 2000 meter. Benua (continent) didefiniskan sebagai daratan menerus
yang besar (Ingmanson dan Wallace, 1985). Definisi ini meletakkan cekungan
samudera sebagai lawan dari benua. Bila benua terlihat jelas memiliki
gunung-gunung dan lembahlembah, maka, demikian pula dengan cekungan samudera.
Berbagai kenampakan dari cekungan samudera yang utama adalah Ridge dan Rise,
Trench, Abyssal plain, Continental Island, Island Arc, Mid-Oceanic Volcanic
Islands, Atol-atol, Seamount dan Guyot (Hutabarat dan Evans, 1985).
1. Ridge dan Rise Ini adalah bentuk proses
peninggian yang terdapat diatas lautan yang hampir serupa dengan adanya gunung
gunung di daratan. Perbedaannya hanya pada letak kemiringannya. Ridge lerengnya
lebih terjal dibanding rise. Keberadaannya berkaitan dengan pembentukan
sistem retakan (rifting) karena dua blok kerak samudera yang bergerak
saling menjauh. Ridge dan rise utama yang membentang di dunia
bergabung menjadi satu dan membentuk satu rantai yang amat panjang yang dikenal
sebagai Mid-Oceanic Ridge System dan Galapos Ridge. Mid-Oceanic Ridge
System secara terbagi atas : a. Mid Atlantic Ridge b. Mid Indian Ridge c.
Pacific-Atlantic Ridge d. East Pacific Rise.
2. Trench Bagian laut yang terdalam yang bentuknya seperti saluran yang
seolaholah terpisah sangat dalam yang terdapat diperbatasan antara benua dan
kepulauan. Terdapat di zona menunjaman lempeng tektonik. Mereka biasanya
mempunyai kedalaman yang sangat besar. Contoh: Java Trench Kedalamannya sebesar
7.700 m.
3. Abyssal Plain (daratan abyssal) Daerah ini relatif
terbagi rata dari permukan bumi yang terdapat dibagian sisi yang mengarah
kedaratan dari sistem mid oceanic ridge.
4. Continental Island (pulau pulau benua) Beberapa
pulau seperti Greenland dan Madagaskar menurut sifat geologinya merupakan
bagian dari massa tanah daratan benua besar yang kemudian menjadi terpisah.
Daerah-daerah ini lapisan kerak buminya terdiri dari batuan batuan besi
(granitic) yang jenisnya sama dengan yang terdapat di daratan benua.
5. Island Arc (Kumpulan Pulau-Pulau) Kumpulan
pulau-pulau seperti kepulauan Indonesian juga mempunyai perbatasan dengan
benua, tetapi mempunyai asal yang bebeda. Kepulauan ini terdiri dari
batuan-batuan vulkanik dan sisa sisa sedimen pada bagian pemukaan kulit lautan.
6. Mid-Oceanic Volcanic Island (Pulau Pulau Vulkanik Yang Terdapat Di
Tengah-tengah Lautan) Daerah ini terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan Pasifik, dimana letak mereka sangat jauh dari massa daratan (contoh Kepulauan Hawaii atau Jepang).
Tengah-tengah Lautan) Daerah ini terdiri dari banyak pulau-pulau kecil, khususnya terdapat di Lautan Pasifik, dimana letak mereka sangat jauh dari massa daratan (contoh Kepulauan Hawaii atau Jepang).
7. Atol-Atol Daerah ini terdiri dari kumpulan pulau
yang sebagian tenggelam dibawah permukaan air. Batuan batuan disini ditandai
dengan adanya terumbu karang yang terbentuk seperti cincin yang mengelilingi
sebuah lagon yang dangkal.
8. Seamount dan Guyot Merupakan gunung berapi yang
muncul dari dasar lautan,tetapi tidak muncul sampai kepermukaan laut. Seamount
mempunyai lereng yang lebih yang curam dan puncaknya runcing (tinggi sekitar 1
km atau lebih). Guyot mempunyai bentuk yang sama dengan seamount tetapi pada
bagian puncaknya datar.
Komentar
Posting Komentar