Langsung ke konten utama

ANALISIS PARAMETER OSEANOGRAFI KIMIA
DI PERAIRAN DESA BUNATI DAN SEKITARNYA
KABUPATEN TANAH BUMBU

SAMPUL

MAKALAH OSEANOGRAFI KIMIA


Kelompok 8
-          Melkyanus                    : 1610716210010
-          Sindyan Sirojudin         : 1610716110009
-          Risky Suhaini                : 1610716210016
-          Helma Yanti Kira        : 1610716120001

Description: http://unlam.ac.id/id/wp-content/uploads/2015/12/Header-Unlam.bmp
 

















PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Luas permukaan bumi lebih kurang perempat bagiannya tertutup oleh air. Dari segi ekosistem air dapat di bedakan menjadi air tawar, asin, laut, dan air payau. Dari beberapa air tersebut yang tersebar adalah air laut dan air payau, sisanya adalah air tawar yang justru dibutuhkan oleh manusia dan banyak jasad hidup lainnya untuk keperluan hidup.
Air merupakan suatu zat pelarut yang bersifat sangat berdaya guna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar daripada zat cair lainnya. Diperkirakan hampir sebesar 50 triliun matriks ton garam yang larut dalam air laut. Garam yang terkandung dalam air laut terdiri dari campuran beberapa jenis garam, dimana garam dapur merupakan bagian prosentase yang banyak yaitu ± 70 %.
Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber-sumber air. Kriteria mutu air merupakan satu dasar baku mutu air, di samping faktor-faktor lain. Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang disiapkan oleh suatu negara atau daerah yang bersangkutan.
Perairan Desa Bunati yang berada di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan perairan yang cocok untuk dilakukan kegiatan pengambilan data sampling kimia air laut. Selain itu kondisi perairannya yang langsung berhadapan dengan Laut Jawa dan terdapat beberapa sungai di pesisirnya membuat pola oseanografi kimia perairan tersebut beragam. Selain itu, pada perairan pantai Bunati terdapat aktivitas penambangan batu bara sehingga perlu dikaji parameter oseanografi terutama parameter kimianya. 

1.2. Tujuan
              Tujuan dari studi kasus konsentrasi kimia ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengenal lokasi pengambian data konsentrasi kimia air laut perairan Kalimantan Selatan
2.    Mengumpulkan dan menganalisis data konsentrasi kimia air laut desa Bunati secara insitu

1.3. Rumusan masalah
1.    Dimana lokasi pengambian data konsentrasi kimia air laut perairan Kalimantan Selatan ?
2.    Bagaimana hasil pengumpulan dan analisis data konsentrasi kimia air laut desa Bunati yang di amati secara insitu ?




II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Wilayah Studi
     Lokasi pengambilan data konsentrasi kimia air laut adalah di Desa Bunati, Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Secara geografis, Tanah Bumbu terletak diantara 2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kecamatan Angsana mempunyai batas wilayah :
a.       Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Indra Loka Jaya Kecamatan Giri Mulya
b.      Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sebamban Baru Kecamatan Sungai Loban;
c.       Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Jawa; dan
d.      Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sekapuk Kecamatan Satui.
     Lokasi ini dipilih karena memenuhi syarat untuk pengambilan data seperti data salinitas, kecerahan, DO, pH, suhu dan lain-lain. Karena pada lokasi tersebut terdapat aktivitas pertambangan sehingga cocok untuk dijadikan sebagai pengambilan sampel kualitas air atau parameter oseanografi kimia. Selain itu, Desa bunati juga terletak dekat dengan kawasan hutan mangrove dan muara sungai.

2.2. Pengamatan Kualitas Air Secara Insitu
            Adapun pengukuran kualitas air secara insitu di Perairan Desa Bunati dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Kualitas Air Insitu
No
Posisi
Suhu (oC)
Salinitas (ppm)
DO
PH
Kecerahan (m)
x
y
1
346798
9584102
31.1
28
6.7
8.75
4
2
347063
9584248
31.1
28
6.7
8.7
4
3
347290
9584375
31.1
28
6.7
8.6
4
4
347550
9584517
30.9
27.5
6.8
8.55
3.8
5
347772
9584639
30.9
27
6.8
8.5
3.5
6
348016
9584167
30.9
29
6.8
8.7
4
7
347788
9584044
31
29
6.7
8.7
4
8
347549
9583899
31
29
6.7
8.8
4
9
347294
9583776
31
29
6.6
8.8
4
10
347042
9583639
31
29
6.6
8.9
4
11
347291
9583214
31.3
29.5
6.6
8.9
4.5
12
347539
9583348
31.1
29.5
6.6
8.8
4.5
13
347773
9583487
31
29.5
6.7
8.8
4
14
348024
9583623
31
30
6.8
8.7
4.3
15
348206
9583723
31.3
30
6.9
8.7
4.3
16
348452
9583258
30.9
29.5
6.9
8.7
4.3
17
348259
9583165
30.9
29
6.9
8.7
4.3
18
348027
9583033
31.1
29
6.8
8.8
4.5
19
347784
9582892
31.1
29.5
6.8
8.9
4.5
20
347537
9582774
31.5
29.5
6.7
9
4.5
21
347758
9582371
31.5
30
6.7
9
4.5
22
348003
9582504
31.3
29.5
6.9
8.9
4.5
23
348247
9582615
31.1
29
6.9
8.9
4
24
348486
9582750
31.1
29
6.9
8.8
4
25
348671
9582845
31
29
6.9
8.8
3.5
26
348113
9584801
32
30
7
6.3
4.5
27
348379
9584948
31.3
25
6.8
9.68
1.5
28
348608
9585072
31.7
25
6.9
6.8
1.5
29
348858
9585212
31.9
25
6.8
8.19
1
30
349088
9585339
32.1
26
6.8
8.59
1
31
349333
9584867
31.7
26
6.8
8.33
2.5
32
349110
9584747
31.5
26
6.8
8.58
1.5
33
348862
9584606
31.1
26
6.6
8.46
2
34
348628
9584485
31
30
7.1
6.02
4.5
35
348365
9584342
25
30
7.2
6.51
3
36
348609
9583912
31.3
26
6.9
8.52
4.5
37
348852
9584054
31.3
29
6.8
8.35
4
38
349085
9584182
31.5
26
6.8
8.68
4
39
349344
9584325
31.3
30
6.9
8.71
3
40
349523
9584423
31.3
30
6.8
8.7
3
41
349769
9583957
31.3
30
6.8
8.46
3
42
349576
9583864
31.3
29
6.8
8.59
2.5
43
349361
9583742
31.3
29
6.8
8.68
4.5
44
349086
9583597
31.1
29
6.9
8.62
3
45
348855
9583467
31.1
29
6.9
8.39
2
46
349066
9583086
31
29
6.9
8.56
3.5
47
349316
9583188
30.9
29
7
8.47
3.5
48
349549
9583341
31
29
6.9
8.41
2
49
349815
9583456
31
28
6.7
8.41
4
50
349988
9583545
30.9
29
7.2
8.3
3.5
1. Suhu
Suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian-pengkajian kelautan. Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk mempelajari gejala-gejala fisika di dalam laut, tetapi juga dalam kaitannya dengan kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi. Suhu permukaan laut dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (°C). Suhu permukaan di kawasan laut Indonesia berkisar antara 28 °C sampai dengan 31 °C (Nontji, 2005).
Effendi (2003) mengatakan bahwa, suhu perairan berhubungan dengan kemampuan pemanasan oleh sinar matahari, waktu dalam hari dan lokasi. Hal ini didukung oleh Basmi (1999) dan Hutabarat (2000) yang mengatakan bahwa, air lebih lambat menyerap panas tetapi akan menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Pada daerah yang semi atau tertutup, umumnya akan terjadi peningkatan suhu perairan karena tidak terjadi pergerakan massa air. 
Suhu bervariasi secara horizontal sesuai dengan arah garis lintang, dan juga secra vertikal sesuai dengan kedalaman. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur  proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital dan secara kolektif disebut metabolisme yang berfungsi didalam kisaran suhu yang sempit (Nybakken, 1988).
Pengambilan data suhu yang dilakukan secara langsung di perairan Desa Bunati didapatkan hasil bahwa di perairan Desa Bunati menunjukan suhu yang berkisar antara 30,9 - 33,7 oC yang ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini. Kisaran nilai tersebut memperlihatkan bahwa suhu air disemua lokasi pengamatan berada dalam kisaran suhu normal untuk daerah tropis. Dari gambar peta sebaran salinitas diatas dapat dilihat bahwa nilai terendah salinitas di Perairan Desa Bunati memiliki nilai 30,9 yang ditunjukkan dengan kontur warna merah muda sedangkan salinitas tertinggi memiliki nilai 33,7 yang ditunjukkan kontur warna merah tua. Suhu didekat daratan lebih tinggi dibandingkan di perairan terbuka karena pada saat siang hari, suhu daratan lebih tinggi dari pada perairan sehingga meningkatkan suhu perairan di sekitarnya (Nahdliyah. 2016).  
Description: SUHU_Hil
Gambar 2. Sebaran suhu di perairan Desa Bunati
Suhu perairan ini berhubungan dengan kemampuan pemanasan oleh sinar matahari, waktu dalam hari dan lokasi. Umumnya air lebih lambat menyerap panas tetapi akan menyimpan panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Pada daerah yang semi atau tertutup, umumnya akan terjadi peningkatan suhu perairan karena tidak  terjadi pergerakan massa air. Suhu akan memperlihatkan fluktuasi yang lebih bervariasi, di daerah pesisir yang mempunyai kedalaman relatif dangkal karena terjadi kontak dengan substrat yang terekspos (Nahdliyah. 2016). 
1.             Kecerahan
Kecerahan merupakan daya penetrasi cahaya untuk menembus kedalaman laut. Apabila perairan keruh atau kecerahan air rendah, maka penetrasi cahaya matahari akan berkurang akibat sebagian besar dari cahaya tersebut diserap oleh partikel-partikel melayang yang terdapat dalam kolom air. Cahaya matahari tersebut sangat dibutuhkan oleh biota-biota untuk fotosintesis.
              Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air, dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi dapat mengurangi kecerahan air (Effendi, 2000).
Description: Kec_Hil
Gambar  3. Sebaran kecerahan di perairan Desa Bunati

Hasil pengukuran didapatkan pada penelitian yang dilakukan di perairan Desa Bunati. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kecerahan ditempat ini memiliki tingkat kecerahan perairan tertinggi 5 m yang ditunjukkan oleh kontur dengan warna putih. Dan nilai terendah yaitu 1 m yang ditunjukkan dengan kontur bewarna hitam. Perbedaan kecerahan terjadi karena disebabkan kemampuan cahaya matahari yang masuk kedalam perairan yang dipengaruhi oleh kekeruhan air dari benda-benda halus yang tersuspensi seperti lumpur dan adanya jasad-jasad renik (plankton) dalam suatu perairan. Sedangkan rendahnya tingkat kecerahan terjadi disebabkan  karena terjadinya perubahan cuaca yaitu awan mendung yang sangat gelap sehingga tidak ada cahaya yang masuk kedalam perairan. Selain itu, perbedaan kecerahan pada setiap lokasi pengembilan sampel tersebut diduga berhubungan dengan kedalaman lokasi, waktu pengamatan, ataupun pemantulan cahaya yang mempunyai intensitas yang bervariasi menurut sudut datang cahaya. Cahaya akan semakin berkurang intensitasnya seiring dengan makin besar kedalaman. Pendugaan lain dari peneliti adalah adanya perbedaan waktu pengamatan yang dilakukan (Nahdliyah. 2016). 

2.    Salinitas
            Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0, menjadi saline bila konsentrasinya 3% sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine 5%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau.
Salinitas dalam gram yang terlarut dalam satuan liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan ppt. Di perairan samudera, salinitas biasanya berkisar 34 - 35 ppt. Di perairan pantai karena terjadi pengenceran, misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang kuat, salinitas meningkat tinggi. Di mana sebaran salinitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran sungai (Nontji, 1987).
Description: SAL_Hil
Gambar 4. Sebaran salinitas di perairan Desa Bunati

Berdasarkan data yang telah di ambil di perairan Desa Bunati salinitas di tempat ini berkisar dari 24,8 – 29,6 ppm . Salinitas tertinggi memiliki nilai yaitu 29,6 ppm dengan simbol warna biru laut sedangkan salinitas terendah memiliki nilai yaitu 24,8 ppm dengan simbol warna putih. Dari semua data tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa salinitas di perairan Desa Bunati normal (Nahdliyah. 2016). 

3.    pH
Pengambilan data pH dilakukan secara insitu atau data yang diperoleh diambil langsung dari lokasi praktek lapang. pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3. pH air yang tidak optimal akan berpengaruh dan meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti NH3 dan H2S (Anonim, 2011).
Description: Ph_Hil
Gambar  5. Sebaran pH di perairan Desa Bunati
Hasil dari pengukuran yang dilakukan di perairan Desa Bunati  Dari gambar diatas  dapat di lihat pH di Desa Bunati  berkisar 6 – 9,6. Sebaran pH tertinggi berada dilaut lepas memiliki nilai 9,6 dengan kountur orange tua. Sedangkan pH yang paling rendah memiliki nilai 6 disimbolkan dengan warna kuning berada didekat muara sungai. Aliran dari sungai sangat berpengaruh terhadap naik turunnya sebaran keasaman laut, apalagi pada saat praktek lapang tersebut terjadi hujan pada malam kedua yang menyebabkan pH di perairan tersebut menurun.  Menurut Peraturan Menteri Negara tentang Lingkungan Hidup No. 03 Tahun. 2010 untuk kadar maksimum pH 6 – 9. Jika pH >9,5 tersebut perairan tersebut tidak produktif dan jika pH <4 mengakibatkan kematian organisme akuatik karena perairan tersebut bersifat asam. Alat ukur pH untuk menunjukkan tingkat keasaman atau basa suatu cairan. Jika pH suatu zat cair>7 maka disebut basa dan < 7 disebut asam. Semakin menjauh dari nilai 7, maka disebut semakin pekat. Maksimal kepekatan zat adalah 14 dan 1, maka disebut keasaman yg jenuh atau basa yang jenuh. Normalnya air laut berkisar 7 (+-0.5), jika lebih besar atau kecil daripada itu, dinyatakan tidak normal (Nahdliyah. 2016). 

4.    Oksigen Terlarut (DO)
          Didalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta anaerob dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air.
Berdasarkan kandungan (oksigen terlarut), maka pengelompokan kualitas perairan air laut dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tidak tercemar (> 6,5 mgr/l ), tercemar ringan (4,5 – 6,5 mgr/l), tercemar  sedang (2,0 – 4,4 mgr/l) dan tercemar berat (< 2,0 mgr/l) (Odum, 1971).
Description: DO_Hil
Gambar 6. Peta Sebaran DO di Perairan Desa Bunati

Hasil dari penelitian yang dilakukan di Perairan Desa Bunati. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa DO di tempat ini berkisar dari angka 6,5 - 7,11 m/l. Dan nilai tertinggi bernilai 7,11 m/l yang memiliki warna biru tua. Sedangkan nilai yang paling rendah bernilai 6,5 m/l dengan warna putih yang menandakan bahwa DO tersebut rendah dan masuk kedalam kategori  tidak tercemar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diperairan Desa Bunati kandungan oksigen baik dan cukup mendukung untuk kehidupan organisme di perairan. Selain itu tingkat pencemaran di Perairan Desa Bunati juga tergolong rendah karena nilai >5 (Nahdliyah. 2016).   
       


III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang didapat dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1.        Lokasi pengambilan data konsentrasi kimia air laut adalah di Desa Bunati, Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Secara geografis, Tanah Bumbu terletak diantara 2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kecamatan Angsana mempunyai batas wilayah :
a)      Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Indra Loka Jaya Kecamatan Giri Mulya
b)      Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sebamban Baru Kecamatan Sungai Loban;
c)      Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Jawa; dan
d)     Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sekapuk Kecamatan Satui.
2.    Kondisi parameter konsentrasi kimia di Perairan Desa Bunati sebagai berikut:
a.    Suhu: sebaran suhu di Desa bunati berkisar antara 30,9 – 33,7oC kisaran nilai tersebut memperlihatkan bahwa suhu yang berada di lokasi pengamatan berada dalam kisaran suhu normal untuk daerah tropis.
b.    Kecerahan: tingkat kecerahan perairan di Desa Bunati berkisar 1 – 5 m
c.    Salinitas: kadar salinitas di Desa Bunati berkisar antara 24,8 – 29,6 ppm. Berdasarkan kisaran salinitas di lokasi pengamatan dapat dikatakan bahwa salinitas di perairan tersebut normal
d.   pH: sebaran pH di perairan Desa Bunati berkisar 6 – 9,6. Sebaran pH paling rendah dengan nilai 6 berada di dekat muara sedangkan yang tertinggi dengan nilai 9,6 berada dilaut lepas. Dapat dikatakan bahwa pH diloasi tersebut normal. Karena menurut Peraturan Menteri Negara tentang Lingkungan Hidup No. 03 Tahun.2010 untuk kadar maksimum pH 6 – 9. Jika pH > 9,5 tersebut perairan tersebut tidak produktif dan jika pH < 4 mengakibatkan kematian organisme akuatik karena perairan tersebut bersifat asam.
e.    DO:  kontur sebaran DO di perairan Desa Bunati berkisar antara 6,5 – 7,11 m/l. Dapat disimpulkan bahwa diperairan Desa Bunati kandungan oksigennya baik dan cukup mendukung untuk kehidupan organisme di perairan. Selain itu tingkat pencemaran di Perairan Desa Bunati juga tergolong rendah karena nilai >5.



DAFTAR PUSTAKA
Basmi, J dalam Nahdliyah, H. 1999. Planktologi: Plankton sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 74-76 Hlm.

Effendi, H dalam Nahdliyah, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta

Effendie dalam Nahdliyah, H.  2000.  Telaah  Kualitas  Air  Bagi  Pengelolaan  Sumberdaya  dan  Lingkungan Perairan. Jogjakarta: Kanisius Erghimuhammadnur. 2010. Siklus Nitrogen di Laut.

Nahdliyah, H. 2016.  Analisis Parameter Oseanografi Kimia Di Perairan Desa Bunati Dan Sekitarnya Kabupaten Tanah Bumbu. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.

Hutabarat dalam Nahdliyah, H, Sahala dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia (UIPress)

Nontji dalam Nahdliyah, H. 1987. Laut Nusantara. Jambatan. Yogyakarta.

Nontji dalam Nahdliyah, H. 2005. Laut Nusantara (edisi revisi). Jambatan. Yogyakarta.

Nybakken dalam Nahdliyah, H.1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta. Offset.

Odum EP dalam Nahdliyah, H. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd edition. Philadelpia. W. B Saunders Company. 74 p.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daratan Dan Lautan   Nama: Melkyanus NIM: 1610716210010 Program Studi: Ilmu Kelautan                                                                                                         Secara garis besar, permukaan Bumi terdiri dari 2 macam, yaitu yang berupa massa padat yang disebut sebagai Benua ( continent, lithosphere ) dan massa cair yang disebut Samudera ( ocean, biosphere ). Benua menyusun kira-kira sepertiga permukaan Bumi. Benua ( continent ) dapat didefinisikan sebagai massa daratan yang sangat besar yang muncul dari permukan samudera, termasuk bagian tepinya yang digenangi air dengan kedalaman air yang dangkal (kurang dari 200 meter). Berkaitan dengan massa air itu, ada juga beberapa kata yang sering dipergunakan untuk menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti cekungan samudera, laut, teluk atau estuary. Berikut penjelasannya: Cekungan samudera ( ocean basin ) adalah cekungan yang sangat besar dan dalam yang dipenuhi oleh air asin dan satu at

Ekologi Laut Tropis

Istilah - istilah Dalam Ekologi

PENGANTAR OSEANOGRAFI

SUMBER-SUMBER ALAM DARI LAUTAN Melkyanus 1610716210010 Salam kelautan, kali ini admin akan mengulas sedikit tentang sumber-sumber dari lautan. Di Indonesia, pasti kita semua menyadari bahwa begitu luasnya lautan kita ini,namun pertanyaannya apakah kita tau sumber-sumber kekayaan alam apa saja yang disediakan laut untuk kita? setelah membaca artikel ini, mari renungkan apakah hanya daratan saja yang bisa kita kelola?apakah sumber kekayaan dari laut kalah dibanding dengan daratan? langsung saja kita simak ulasan berikut ini dan semoga bermanfaat Brow and Bray !!!! PENDAHULUAN             Pada pembahasan kali ini ada 2 indikator utama yang akan dikaji yakni sebagai berikut: ·          Pendeskripsian dan penjelasan sumber-sumber alam dari laut ·          Penjelasan pengelolan sumberdaya kelautan. v   Ulasan Materi Secara umum, sumberdaya kelautan terdiri atas sumberdaya dapat pulih (renewable resources), Sumberdaya tidak dapat pulih (non-renewable resources), dan ja