ANALISIS PARAMETER OSEANOGRAFI KIMIA
DI PERAIRAN DESA BUNATI DAN
SEKITARNYA
KABUPATEN
TANAH BUMBU
SAMPUL
MAKALAH OSEANOGRAFI
KIMIA
Kelompok 8
-
Melkyanus : 1610716210010
-
Sindyan
Sirojudin : 1610716110009
-
Risky
Suhaini : 1610716210016
-
Helma
Yanti Kira : 1610716120001
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Luas permukaan bumi lebih kurang perempat bagiannya tertutup
oleh air. Dari segi ekosistem air dapat di bedakan menjadi air tawar, asin,
laut, dan air payau. Dari beberapa air tersebut yang tersebar adalah air laut
dan air payau, sisanya adalah air tawar yang justru dibutuhkan oleh manusia dan
banyak jasad hidup lainnya untuk keperluan hidup.
Air merupakan suatu zat pelarut yang bersifat sangat
berdaya guna, yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah yang lebih besar
daripada zat cair lainnya. Diperkirakan hampir sebesar 50 triliun matriks ton
garam yang larut dalam air laut. Garam yang terkandung dalam air laut terdiri
dari campuran beberapa jenis garam, dimana garam dapur merupakan bagian
prosentase yang banyak yaitu ± 70 %.
Kualitas air juga menunjukkan
ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas
air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem
air dan mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan tertentu dari sumber-sumber air.
Kriteria mutu air merupakan satu dasar baku mutu air, di samping faktor-faktor
lain. Baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang disiapkan oleh suatu
negara atau daerah yang bersangkutan.
Perairan Desa Bunati yang berada
di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan
perairan yang cocok untuk dilakukan kegiatan pengambilan data sampling kimia air
laut. Selain
itu kondisi perairannya yang langsung berhadapan dengan Laut Jawa dan terdapat
beberapa sungai di pesisirnya membuat pola oseanografi kimia perairan tersebut
beragam. Selain itu, pada perairan pantai Bunati terdapat aktivitas
penambangan batu bara sehingga perlu dikaji parameter oseanografi terutama
parameter kimianya.
1.2. Tujuan
Tujuan dari studi kasus konsentrasi kimia ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengenal lokasi pengambian data konsentrasi kimia air laut perairan
Kalimantan Selatan
2. Mengumpulkan dan menganalisis data konsentrasi kimia air laut desa Bunati secara insitu
1.3.
Rumusan masalah
1. Dimana lokasi pengambian data konsentrasi kimia air laut perairan
Kalimantan Selatan ?
2. Bagaimana hasil pengumpulan dan analisis data konsentrasi kimia air laut
desa Bunati yang di amati secara insitu ?
II. HASIL DAN
PEMBAHASAN
2.1.
Gambaran Umum Wilayah Studi
Lokasi
pengambilan data konsentrasi kimia air laut adalah di Desa Bunati, Kecamatan
Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Secara geografis, Tanah Bumbu terletak diantara 2°52’
– 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kecamatan Angsana
mempunyai batas wilayah :
a.
Sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Indra Loka Jaya Kecamatan Giri
Mulya
b.
Sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Sebamban Baru Kecamatan Sungai
Loban;
c.
Sebelah Selatan
berbatasan dengan laut Jawa; dan
d.
Sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Sekapuk Kecamatan Satui.
Lokasi ini
dipilih karena memenuhi syarat untuk pengambilan data
seperti data salinitas, kecerahan, DO, pH, suhu dan lain-lain. Karena pada
lokasi tersebut terdapat aktivitas pertambangan sehingga cocok untuk dijadikan
sebagai pengambilan sampel kualitas air atau parameter oseanografi kimia.
Selain itu, Desa bunati juga terletak dekat dengan kawasan hutan mangrove dan
muara sungai.
2.2. Pengamatan Kualitas Air Secara Insitu
Adapun pengukuran kualitas air
secara insitu di Perairan Desa Bunati dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.
Kualitas Air Insitu
No
|
Posisi
|
Suhu (oC)
|
Salinitas (ppm)
|
DO
|
PH
|
Kecerahan (m)
|
|
x
|
y
|
||||||
1
|
346798
|
9584102
|
31.1
|
28
|
6.7
|
8.75
|
4
|
2
|
347063
|
9584248
|
31.1
|
28
|
6.7
|
8.7
|
4
|
3
|
347290
|
9584375
|
31.1
|
28
|
6.7
|
8.6
|
4
|
4
|
347550
|
9584517
|
30.9
|
27.5
|
6.8
|
8.55
|
3.8
|
5
|
347772
|
9584639
|
30.9
|
27
|
6.8
|
8.5
|
3.5
|
6
|
348016
|
9584167
|
30.9
|
29
|
6.8
|
8.7
|
4
|
7
|
347788
|
9584044
|
31
|
29
|
6.7
|
8.7
|
4
|
8
|
347549
|
9583899
|
31
|
29
|
6.7
|
8.8
|
4
|
9
|
347294
|
9583776
|
31
|
29
|
6.6
|
8.8
|
4
|
10
|
347042
|
9583639
|
31
|
29
|
6.6
|
8.9
|
4
|
11
|
347291
|
9583214
|
31.3
|
29.5
|
6.6
|
8.9
|
4.5
|
12
|
347539
|
9583348
|
31.1
|
29.5
|
6.6
|
8.8
|
4.5
|
13
|
347773
|
9583487
|
31
|
29.5
|
6.7
|
8.8
|
4
|
14
|
348024
|
9583623
|
31
|
30
|
6.8
|
8.7
|
4.3
|
15
|
348206
|
9583723
|
31.3
|
30
|
6.9
|
8.7
|
4.3
|
16
|
348452
|
9583258
|
30.9
|
29.5
|
6.9
|
8.7
|
4.3
|
17
|
348259
|
9583165
|
30.9
|
29
|
6.9
|
8.7
|
4.3
|
18
|
348027
|
9583033
|
31.1
|
29
|
6.8
|
8.8
|
4.5
|
19
|
347784
|
9582892
|
31.1
|
29.5
|
6.8
|
8.9
|
4.5
|
20
|
347537
|
9582774
|
31.5
|
29.5
|
6.7
|
9
|
4.5
|
21
|
347758
|
9582371
|
31.5
|
30
|
6.7
|
9
|
4.5
|
22
|
348003
|
9582504
|
31.3
|
29.5
|
6.9
|
8.9
|
4.5
|
23
|
348247
|
9582615
|
31.1
|
29
|
6.9
|
8.9
|
4
|
24
|
348486
|
9582750
|
31.1
|
29
|
6.9
|
8.8
|
4
|
25
|
348671
|
9582845
|
31
|
29
|
6.9
|
8.8
|
3.5
|
26
|
348113
|
9584801
|
32
|
30
|
7
|
6.3
|
4.5
|
27
|
348379
|
9584948
|
31.3
|
25
|
6.8
|
9.68
|
1.5
|
28
|
348608
|
9585072
|
31.7
|
25
|
6.9
|
6.8
|
1.5
|
29
|
348858
|
9585212
|
31.9
|
25
|
6.8
|
8.19
|
1
|
30
|
349088
|
9585339
|
32.1
|
26
|
6.8
|
8.59
|
1
|
31
|
349333
|
9584867
|
31.7
|
26
|
6.8
|
8.33
|
2.5
|
32
|
349110
|
9584747
|
31.5
|
26
|
6.8
|
8.58
|
1.5
|
33
|
348862
|
9584606
|
31.1
|
26
|
6.6
|
8.46
|
2
|
34
|
348628
|
9584485
|
31
|
30
|
7.1
|
6.02
|
4.5
|
35
|
348365
|
9584342
|
25
|
30
|
7.2
|
6.51
|
3
|
36
|
348609
|
9583912
|
31.3
|
26
|
6.9
|
8.52
|
4.5
|
37
|
348852
|
9584054
|
31.3
|
29
|
6.8
|
8.35
|
4
|
38
|
349085
|
9584182
|
31.5
|
26
|
6.8
|
8.68
|
4
|
39
|
349344
|
9584325
|
31.3
|
30
|
6.9
|
8.71
|
3
|
40
|
349523
|
9584423
|
31.3
|
30
|
6.8
|
8.7
|
3
|
41
|
349769
|
9583957
|
31.3
|
30
|
6.8
|
8.46
|
3
|
42
|
349576
|
9583864
|
31.3
|
29
|
6.8
|
8.59
|
2.5
|
43
|
349361
|
9583742
|
31.3
|
29
|
6.8
|
8.68
|
4.5
|
44
|
349086
|
9583597
|
31.1
|
29
|
6.9
|
8.62
|
3
|
45
|
348855
|
9583467
|
31.1
|
29
|
6.9
|
8.39
|
2
|
46
|
349066
|
9583086
|
31
|
29
|
6.9
|
8.56
|
3.5
|
47
|
349316
|
9583188
|
30.9
|
29
|
7
|
8.47
|
3.5
|
48
|
349549
|
9583341
|
31
|
29
|
6.9
|
8.41
|
2
|
49
|
349815
|
9583456
|
31
|
28
|
6.7
|
8.41
|
4
|
50
|
349988
|
9583545
|
30.9
|
29
|
7.2
|
8.3
|
3.5
|
1. Suhu
Suhu air merupakan
faktor yang banyak mendapat perhatian dalam pengkajian-pengkajian kelautan.
Data suhu air dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk mempelajari gejala-gejala
fisika di dalam laut, tetapi juga dalam kaitannya dengan kehidupan hewan atau
tumbuhan. Bahkan dapat juga dimanfaatkan untuk pengkajian meteorologi. Suhu
permukaan laut dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (°C). Suhu permukaan di
kawasan laut Indonesia berkisar antara 28 °C sampai dengan 31 °C (Nontji,
2005).
Effendi (2003) mengatakan bahwa, suhu
perairan berhubungan dengan kemampuan pemanasan oleh sinar matahari, waktu
dalam hari dan lokasi. Hal ini didukung oleh Basmi (1999) dan Hutabarat (2000)
yang mengatakan bahwa, air lebih lambat menyerap panas tetapi akan menyimpan
panas lebih lama dibandingkan dengan daratan. Pada daerah yang semi atau
tertutup, umumnya akan terjadi peningkatan suhu perairan karena tidak terjadi
pergerakan massa air.
Suhu bervariasi secara horizontal sesuai
dengan arah garis lintang, dan juga secra vertikal sesuai dengan kedalaman.
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.
Proses kehidupan yang vital dan secara kolektif disebut metabolisme yang
berfungsi didalam kisaran suhu yang sempit (Nybakken, 1988).
Pengambilan data suhu yang dilakukan
secara langsung di perairan Desa Bunati didapatkan hasil bahwa di perairan Desa Bunati menunjukan suhu yang berkisar
antara 30,9 - 33,7 oC yang
ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini. Kisaran nilai tersebut memperlihatkan
bahwa suhu air disemua lokasi pengamatan berada dalam kisaran suhu normal untuk
daerah tropis. Dari gambar peta sebaran salinitas diatas dapat dilihat bahwa
nilai terendah salinitas di Perairan Desa Bunati memiliki nilai 30,9 yang
ditunjukkan dengan kontur warna merah muda sedangkan salinitas tertinggi
memiliki nilai 33,7 yang ditunjukkan kontur warna merah tua. Suhu didekat daratan lebih tinggi dibandingkan di
perairan terbuka karena pada saat siang hari, suhu daratan lebih tinggi dari pada
perairan sehingga meningkatkan suhu perairan di sekitarnya
(Nahdliyah. 2016).
Gambar 2.
Sebaran suhu di perairan Desa Bunati
Suhu perairan ini berhubungan dengan
kemampuan pemanasan oleh sinar matahari, waktu dalam hari dan lokasi. Umumnya air
lebih lambat menyerap panas tetapi akan menyimpan panas lebih lama dibandingkan
dengan daratan. Pada daerah yang semi atau tertutup, umumnya akan terjadi
peningkatan suhu perairan karena tidak terjadi pergerakan massa air. Suhu
akan memperlihatkan fluktuasi yang lebih bervariasi, di daerah pesisir yang
mempunyai kedalaman relatif dangkal karena terjadi kontak dengan substrat yang
terekspos (Nahdliyah.
2016).
1.
Kecerahan
Kecerahan
merupakan daya penetrasi cahaya untuk menembus kedalaman laut. Apabila perairan
keruh atau kecerahan air rendah, maka penetrasi cahaya matahari akan berkurang
akibat sebagian besar dari cahaya tersebut diserap oleh partikel-partikel
melayang yang terdapat dalam kolom air. Cahaya matahari tersebut sangat
dibutuhkan oleh biota-biota untuk fotosintesis.
Kecerahan air merupakan ukuran
kejernihan suatu perairan, semakin tinggi suatu kecerahan perairan semakin
dalam cahaya menembus ke dalam air. Kecerahan air menentukan ketebalan lapisan
produktif. Berkurangnya kecerahan air akan mengurangi kemampuan fotosintesis
tumbuhan air, selain itu dapat pula mempengaruhi kegiatan fisiologi biota air,
dalam hal ini bahan-bahan ke dalam suatu perairan terutama yang berupa suspensi
dapat mengurangi kecerahan air (Effendi, 2000).
Gambar
3. Sebaran kecerahan di perairan Desa Bunati
Hasil pengukuran didapatkan pada
penelitian yang dilakukan di perairan Desa Bunati. Dari gambar di atas dapat
dilihat bahwa kecerahan ditempat ini memiliki tingkat kecerahan perairan
tertinggi 5 m yang ditunjukkan oleh kontur dengan warna putih. Dan nilai
terendah yaitu 1 m yang ditunjukkan dengan kontur bewarna hitam. Perbedaan
kecerahan terjadi karena disebabkan kemampuan cahaya matahari yang masuk
kedalam perairan yang dipengaruhi oleh kekeruhan air dari benda-benda halus
yang tersuspensi seperti lumpur dan adanya jasad-jasad renik (plankton) dalam
suatu perairan. Sedangkan rendahnya tingkat kecerahan terjadi disebabkan karena terjadinya perubahan cuaca yaitu awan
mendung yang sangat gelap sehingga tidak ada cahaya yang masuk kedalam
perairan. Selain itu, perbedaan kecerahan pada setiap
lokasi pengembilan sampel tersebut diduga berhubungan dengan kedalaman lokasi,
waktu pengamatan, ataupun pemantulan cahaya yang mempunyai intensitas yang
bervariasi menurut sudut datang cahaya. Cahaya akan semakin berkurang
intensitasnya seiring dengan makin besar kedalaman. Pendugaan lain dari
peneliti adalah adanya perbedaan waktu pengamatan yang dilakukan (Nahdliyah.
2016).
2. Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan
atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam
tanah. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada
air ini, secara definisi, kurang dari 0, menjadi saline bila
konsentrasinya 3% sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine 5%. Jika lebih dari itu, air
dikategorikan sebagai air payau.
Salinitas dalam gram yang terlarut dalam satuan liter
air, biasanya dinyatakan dalam satuan ppt. Di perairan samudera, salinitas
biasanya berkisar 34 - 35 ppt. Di perairan pantai karena terjadi pengenceran,
misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya
di daerah dengan penguapan yang kuat, salinitas meningkat tinggi. Di mana
sebaran salinitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti sirkulasi air,
penguapan, curah hujan, dan aliran sungai (Nontji, 1987).
Gambar 4. Sebaran salinitas di perairan Desa Bunati
Berdasarkan
data yang telah di ambil di perairan Desa Bunati salinitas di tempat ini berkisar
dari 24,8 – 29,6 ppm . Salinitas tertinggi memiliki nilai yaitu 29,6 ppm dengan simbol warna biru laut
sedangkan salinitas terendah memiliki nilai yaitu 24,8 ppm dengan simbol warna putih. Dari semua
data tersebut dapat
di ambil kesimpulan bahwa salinitas di perairan Desa Bunati normal (Nahdliyah.
2016).
3. pH
Pengambilan data pH dilakukan secara
insitu atau data yang diperoleh diambil langsung dari lokasi praktek lapang. pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2
terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO2
perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan
berkurang apabila air mengandung garam CaCO3. pH air yang tidak
optimal akan berpengaruh dan meningkatkan daya racun hasil metabolisme seperti
NH3 dan H2S (Anonim, 2011).
Gambar
5. Sebaran pH di perairan Desa Bunati
Hasil dari pengukuran yang dilakukan di perairan Desa Bunati Dari gambar diatas dapat di lihat pH di Desa Bunati berkisar 6
– 9,6. Sebaran pH tertinggi berada dilaut lepas memiliki nilai 9,6 dengan
kountur orange tua. Sedangkan pH yang paling rendah memiliki nilai 6 disimbolkan dengan
warna kuning berada didekat muara sungai. Aliran dari sungai sangat berpengaruh
terhadap naik turunnya sebaran keasaman laut, apalagi pada saat praktek lapang
tersebut terjadi hujan pada malam kedua yang menyebabkan pH di perairan
tersebut menurun. Menurut Peraturan Menteri Negara tentang Lingkungan
Hidup No. 03 Tahun. 2010 untuk kadar maksimum pH 6 – 9. Jika pH >9,5
tersebut perairan tersebut tidak produktif dan jika pH <4 mengakibatkan
kematian organisme akuatik karena perairan tersebut bersifat asam.
Alat ukur pH untuk menunjukkan
tingkat keasaman atau basa suatu cairan. Jika pH suatu zat cair>7 maka
disebut basa dan < 7 disebut asam. Semakin menjauh dari nilai 7, maka
disebut semakin pekat. Maksimal kepekatan zat adalah 14 dan 1, maka
disebut keasaman yg jenuh atau basa yang jenuh. Normalnya air laut berkisar 7
(+-0.5), jika lebih besar atau kecil daripada itu, dinyatakan tidak normal (Nahdliyah.
2016).
4. Oksigen Terlarut (DO)
Didalam air,
oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen kimia menjadi
komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida
dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat pencemar tersebut
tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh mikroorganisme, baik yang
bersifat aerob serta anaerob dalam proses metabolisme. Dengan adanya oksigen
dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air.
Berdasarkan
kandungan (oksigen terlarut), maka pengelompokan kualitas perairan air laut
dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tidak tercemar (> 6,5 mgr/l ),
tercemar ringan (4,5 – 6,5 mgr/l), tercemar
sedang (2,0 – 4,4 mgr/l) dan tercemar berat (< 2,0 mgr/l) (Odum,
1971).
Gambar 6. Peta Sebaran DO di Perairan
Desa Bunati
Hasil dari
penelitian yang dilakukan di Perairan Desa Bunati. Dari gambar di atas dapat
dilihat bahwa DO di tempat ini berkisar dari angka 6,5 - 7,11 m/l. Dan nilai
tertinggi bernilai 7,11 m/l yang memiliki warna biru tua. Sedangkan nilai yang
paling rendah bernilai 6,5 m/l dengan warna putih yang menandakan bahwa DO
tersebut rendah dan masuk kedalam kategori
tidak tercemar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa diperairan Desa Bunati
kandungan oksigen baik dan cukup mendukung untuk kehidupan organisme di
perairan. Selain itu tingkat pencemaran di Perairan Desa Bunati juga tergolong
rendah karena nilai >5 (Nahdliyah. 2016).
III.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapat dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Lokasi
pengambilan data konsentrasi kimia air laut adalah di Desa Bunati, Kecamatan
Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Secara geografis, Tanah Bumbu terletak diantara
2°52’ – 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ – 116°04’ Bujur Timur. Kecamatan
Angsana mempunyai batas wilayah :
a)
Sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Indra Loka Jaya Kecamatan Giri
Mulya
b)
Sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Sebamban Baru Kecamatan Sungai
Loban;
c)
Sebelah Selatan
berbatasan dengan laut Jawa; dan
d)
Sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Sekapuk Kecamatan Satui.
2.
Kondisi
parameter konsentrasi kimia di Perairan
Desa Bunati sebagai berikut:
a. Suhu: sebaran suhu di Desa bunati berkisar antara
30,9 – 33,7oC kisaran nilai tersebut memperlihatkan bahwa suhu yang
berada di lokasi pengamatan berada dalam kisaran suhu normal untuk daerah
tropis.
b. Kecerahan: tingkat kecerahan perairan di Desa Bunati
berkisar 1 – 5 m
c. Salinitas: kadar salinitas di Desa Bunati berkisar
antara 24,8 – 29,6 ppm. Berdasarkan kisaran salinitas di lokasi pengamatan
dapat dikatakan bahwa salinitas di perairan tersebut normal
d. pH: sebaran pH di perairan Desa Bunati berkisar 6 –
9,6. Sebaran pH paling rendah dengan nilai 6 berada di dekat muara sedangkan
yang tertinggi dengan nilai 9,6 berada dilaut lepas. Dapat dikatakan bahwa pH
diloasi tersebut normal. Karena menurut Peraturan Menteri Negara tentang
Lingkungan Hidup No. 03 Tahun.2010 untuk kadar maksimum pH 6 – 9. Jika pH >
9,5 tersebut perairan tersebut tidak produktif dan jika pH < 4 mengakibatkan
kematian organisme akuatik karena perairan tersebut bersifat asam.
e. DO: kontur
sebaran DO di perairan Desa Bunati berkisar antara 6,5 – 7,11 m/l. Dapat
disimpulkan bahwa diperairan Desa Bunati kandungan oksigennya baik dan cukup
mendukung untuk kehidupan organisme di perairan. Selain itu tingkat pencemaran
di Perairan Desa
Bunati juga tergolong rendah karena nilai >5.
DAFTAR PUSTAKA
Basmi, J dalam Nahdliyah, H. 1999. Planktologi: Plankton sebagai Bioindikator
Kualitas Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 74-76 Hlm.
Effendi, H dalam Nahdliyah, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisus. Yogyakarta
Effendie dalam Nahdliyah, H. 2000. Telaah
Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Jogjakarta: Kanisius Erghimuhammadnur. 2010.
Siklus Nitrogen di Laut.
Nahdliyah, H. 2016.
Analisis Parameter Oseanografi Kimia Di Perairan
Desa Bunati Dan
Sekitarnya Kabupaten Tanah
Bumbu. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Hutabarat dalam Nahdliyah, H, Sahala dan Evans. 2000. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta. Indonesia
(UIPress)
Nontji dalam Nahdliyah, H. 1987. Laut
Nusantara. Jambatan. Yogyakarta.
Nontji dalam Nahdliyah, H. 2005. Laut
Nusantara (edisi revisi). Jambatan. Yogyakarta.
Nybakken dalam Nahdliyah, H.1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis.
PT. Gramedia, Jakarta. Offset.
Odum EP dalam Nahdliyah, H. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd edition.
Philadelpia. W. B Saunders Company. 74 p.
Komentar
Posting Komentar